Januari
2003
Enam bulan telah
berlalu, selama itu Mereka bersama menghabiskan waktu bersama dan menjalin
hubungan lebih dari sekedar teman, hari demi hari Mereka lewati dengan mudah.
Banyak kenangan – kenangan manis dan indah yang tertoreh di buku kisah tentang
Mereka ada suka, duka, marah, dan banyak lagi warna yang menghiasi, dan tanpa
sadar Mereka telah melangkah dan melanglang buana terlampau jauh, hingga tanpa
sadar cinta itu tumbuh terlalu lebat dan tinggi, dan akarnya menancap kuat dan
mungkin perpisahan adalah musuhnya. Sebuah cinta yang tanpa sadar membawa
Mereka semakin terlena, bukan ... Mereka tidak melakukan kesalahan menyangkut
masa depan, tapi Mereka membuat kesalahan saat mereka tidak tahu dan mengerti
bahwa Mereka saling mencintai dan hati mereka telah bersatu.
Jihan
memandang langit malam yang berhiaskan bintang, saksi kisah cinta Mereka Dia
tersenyum tipis saat pandangannya beralih pada ponselnya yang terdiam. Jihan
ingat saat pertama kali melihat Naura dan langsung jatuh cinta , kalau boleh
jujur baru pertama kali ini Jihan merasakan cinta yang sesungguhnya, meskipun
Dirinya memiliki banyak koleksi mantan. Dia, Naura berbeda karna perasaan cinta
itu, cinta yang datangnya dari hati, sebuah cinta yang tulus.
“Love you Naura..” gumamnya memandang
langit, berharap langit menyampaikan bisikannya. Ponselnya bergetar ada pesan
baru masuk.
Dari
: My Angel Naura
Bljr
dlu gih, jngn mkirin ak mlu,
Sayang
kamu,,, J
Jihan tersenyum membacanya kemudian
jemarinya menekan tombol untuk membalas pesan yang sedari tadi ditunggunya.
Kepada
: My Angel Naura
Udh
dong, emg km udh.n??”
Dari
: My Angel Naura
Udh,
Kepada
: My Angel Naura
Cpt
bgt ? tmben,
Dari
: My angel Naura
Gx
tau jg, mgkn kangn m km
Kepada
: My Angel Naura
Udh
mulai gmbal yaa..
Dari
: My Angel Naura
Hehe
J kn d.ajrin km
Kepada
: My Angel Naura
Msa’?
ak kngen suara km, von yaa?
Dari
: My Angel Naura
Sip
(Y)
Jihan mengotak atik ponselnya kemudian
memencet tombol untuk menelfon.
“Halo sayang...” sapa Jihan girang.
“Hallo juga,”
“Lagi apa nih?”
“Duduk aja, kalau Kamu?”
“Mikirin Kamu,”
“Gombal,”
“Beneran, dari tadi gak konsen belajar
gara – gara Kamu,”
“Haha.. masa’?” tanpa sadar Naura
memegang dadanya, ada getaran aneh saat mendengar suara Jihan seperti kehadiran
sebuah perasaan yang tak tahu kapan datang dan pergi. Dan takdir menjawab cinta
itu kini hadir meski tak pernah disadari.
Naura
merebahkan tubuhnya di atas ranjang menatap ponselnya kemudian tersenyum,
semburat merah masih tersisa di pipinya senyum juga masih terukir di bibirnya.
Percakapan tadi seakan menebus semua
rasa rindunya, rindu yang kian bertambah setiap detiknya. Selama Enam bulan
berpacaran dengan Jihan , Dia bahagia dan yang lebih membahagiakan adalah
karena kakaknya menyukai Jihan. Tuhan mengabulkan harapannya, Jihan mulai
terarah dan itu membuat Naura bahagia.
“Have a nice dream, Jihan” gumamnya
tanpa sadar lalu terlelap. Di tempat yang berbeda Jihan merebahkan tubuhnya
“Have a nice dream Naura,” gumamnya pelan kemudian terlelap.
Di ambang pintu kamar Naura, Gilang
terpatung bibirnya yang nampak pucat mencoba tersenyum “Ra, kakak bahagia kalau
Kamu bahagia uhuk...! Kakak berharap banyak sama Jihan Ra buat jagain Kamu,
have a nice dream adikku sayang..” lirihnya menutup pintu kamar Naura dan
berlalu.
Tubuh
Naura menegang saat Jihan datang untuk menjemputnya pagi ini, tidak ini bukan
untuk yang pertama kali tapi saat ini kedua orang tuanya berada dirumah. Naura
hanya terdiam sembari menggigit bibir bawahnya, takut.. takut jika nanti sang
Ayah akan memintanya memutuskan hubungannya dengan Jihan Dia takut bahkan
sangat takut entah karena alasan apa.
“Loh Ra? Kok masih bengong ? udah di
tungguin Jihan juga,”
“Eu..”
“Ayah percaya kalau Kamu sama Jihan dari
pada sama berandalan itu Ra,” Naura tersenyum tipis, tanpa mengatakan apapun Naura
beranjak untuk mengambil tasnya yang ada di kamar. Naura tersenyum manis ada
rasa bahagia yang menjalar di dadanya, Dia merasa begitu hangat, Jihan yang
melihatnya juga juga tersenyum manis kemudian bangkit dari duduknya.
“Udah?” Naura hanya mengangguk.
“Kalau gitu Kami pamit Om,” Jihan
menyalami tangan Pak Setiawan, Ayah Naura.
“Aku pamit Yah,”
“Iya sayang... Jihan ! hati – hati,”
“Oke Om !” Jihan mengacungkan Ibu
jarinya. Cahaya cinta itu benar – benar telah menyibakkan kegelapan.
“Kok
bisa sih?” tanya Naura di akhir perjalanan, Jihan tersenyum manis “Bisa dong,!
Siapa dulu Jihannya Naura,” Naura terkekeh mendengar jawaban Jihan kemudian
turun dari motor Jihan.
“Bisa aja Kamu tu,”
“Gak suka?”
“Gak kok, Aku suka Jihannya Naura,” Jihan
terkekeh mengacak poni Naura.
“I love you,”
“Love you too,” Jihan kembali tersenyum
manis kemudian mengamit jemari Naura, “Ayo Aku antar ke kelas,” Naura
mengangguk tersenyum manis. Selama perjalanan Mereka hanya diam, hanya hati dan
pikiran Mereka yang tengah berbincang, langkah Mereka terhenti di depan kelas
berlabel XI IPA. Jihan tersenyum manis memandang Naura penuh sayang.
“Baik – baik sayang, belajar yang bener,
kalau mau pulang telfon Aku,” Naura mengangguk tersenyum manis.
“Kamu juga,” Jihan menganggguk
“Aku ke kelas dulu,” Jihan mengacak poni
Naura, dan itu membuat Naura tersipu. Kemudian Jihan berbalik menuju kelasnya
X.A yang letaknya berlawanan dengan kelas Naura. Naura memandang punggung tegak
Jihan yang semakin menjauh, tak terasa air matanya menetes, Naura membekap
mulutnya sendiri agar isakannya tidak terdengar.
“Ra? Kamu baik? Gak ada masalah sama Jihan
kan?” Naura menggeleng menatap Binta yang menatapnya heran.
“Aku bahagia, sangat bahagia,” jawaban Naura
membuat Binta mengerenyit. Naura mengeluarkan ponselnya kemudian mengetikkan
sesuatu.
Kepada
: My Angel Jihan
Thx,
ak bahagia sgt bahagia,, sayang km J
Naura masuk kelas kemudian menangis di
tempat duduknya. Jihan yang baru saja meletakkan tasnya tersentum saat membaca
pesan dari Naura, tak terasa air matanya menetes dengan cepat Jihan menyekanya,
jujur Dirinya tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya hingga Dirinya
dIbuat menangis dan mungkin Naura juga tengah menangis, entah kenapa Dirinya
merasakannya dan entah kenapa Dia merasa seperti itu.
Kepada
: My Angel Naura
Thx
jg, ak jg sgt bhgia... jgn nangis
Dari
: My Angel Naura
Ak
mnngis bhagia, km jg jgn nngis
Kepada
: My Angel Naura
Ak
jg
Dari
: My Angel Naura
Lk²
nngis
Kepada
: My Angel Naura
Biarin...
Naura terkekeh, begitupun dengan Jihan
kebahagiaan itu telah membuat Mereka meneteskan air mata. Entah adakah halangan
di kedepannya, semuanya hanya menjadi rahasia Tuhan.
To Be Continued
#Khichand_Lee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar