Kamis, 19 November 2015

The Cloudy And Rainbow (Part 2)


Januari 2003
            Enam bulan telah berlalu, selama itu Mereka bersama menghabiskan waktu bersama dan menjalin hubungan lebih dari sekedar teman, hari demi hari Mereka lewati dengan mudah. Banyak kenangan – kenangan manis dan indah yang tertoreh di buku kisah tentang Mereka ada suka, duka, marah, dan banyak lagi warna yang menghiasi, dan tanpa sadar Mereka telah melangkah dan melanglang buana terlampau jauh, hingga tanpa sadar cinta itu tumbuh terlalu lebat dan tinggi, dan akarnya menancap kuat dan mungkin perpisahan adalah musuhnya. Sebuah cinta yang tanpa sadar membawa Mereka semakin terlena, bukan ... Mereka tidak melakukan kesalahan menyangkut masa depan, tapi Mereka membuat kesalahan saat mereka tidak tahu dan mengerti bahwa Mereka saling mencintai dan hati mereka telah bersatu.
            Jihan memandang langit malam yang berhiaskan bintang, saksi kisah cinta Mereka Dia tersenyum tipis saat pandangannya beralih pada ponselnya yang terdiam. Jihan ingat saat pertama kali melihat Naura dan langsung jatuh cinta , kalau boleh jujur baru pertama kali ini Jihan merasakan cinta yang sesungguhnya, meskipun Dirinya memiliki banyak koleksi mantan. Dia, Naura berbeda karna perasaan cinta itu, cinta yang datangnya dari hati, sebuah cinta yang tulus.
“Love you Naura..” gumamnya memandang langit, berharap langit menyampaikan bisikannya. Ponselnya bergetar ada pesan baru masuk.
Dari : My Angel Naura
Bljr dlu gih, jngn mkirin ak mlu,
Sayang kamu,,, J
Jihan tersenyum membacanya kemudian jemarinya menekan tombol untuk membalas pesan yang sedari tadi ditunggunya.
Kepada : My Angel Naura
Udh dong, emg km udh.n??”

Dari : My Angel Naura
Udh,

Kepada : My Angel Naura
Cpt bgt ? tmben,

Dari : My angel Naura
Gx tau jg, mgkn kangn m km

Kepada : My Angel Naura
Udh mulai gmbal yaa..

Dari : My Angel Naura
Hehe J kn d.ajrin km

Kepada : My Angel Naura
Msa’? ak kngen suara km, von yaa?

Dari : My Angel Naura
Sip (Y)
Jihan mengotak atik ponselnya kemudian memencet tombol untuk menelfon.
“Halo sayang...” sapa Jihan girang.
“Hallo juga,”
“Lagi apa nih?”
“Duduk aja, kalau Kamu?”
“Mikirin Kamu,”
“Gombal,”
“Beneran, dari tadi gak konsen belajar gara – gara Kamu,”
“Haha.. masa’?” tanpa sadar Naura memegang dadanya, ada getaran aneh saat mendengar suara Jihan seperti kehadiran sebuah perasaan yang tak tahu kapan datang dan pergi. Dan takdir menjawab cinta itu kini hadir meski tak pernah disadari.
            Naura merebahkan tubuhnya di atas ranjang menatap ponselnya kemudian tersenyum, semburat merah masih tersisa di pipinya senyum juga masih terukir di bibirnya. Percakapan  tadi seakan menebus semua rasa rindunya, rindu yang kian bertambah setiap detiknya. Selama Enam bulan berpacaran dengan Jihan , Dia bahagia dan yang lebih membahagiakan adalah karena kakaknya menyukai Jihan. Tuhan mengabulkan harapannya, Jihan mulai terarah dan itu membuat Naura bahagia.
“Have a nice dream, Jihan” gumamnya tanpa sadar lalu terlelap. Di tempat yang berbeda Jihan merebahkan tubuhnya “Have a nice dream Naura,” gumamnya pelan kemudian terlelap.
Di ambang pintu kamar Naura, Gilang terpatung bibirnya yang nampak pucat mencoba tersenyum “Ra, kakak bahagia kalau Kamu bahagia uhuk...! Kakak berharap banyak sama Jihan Ra buat jagain Kamu, have a nice dream adikku sayang..” lirihnya menutup pintu kamar Naura dan berlalu.
            Tubuh Naura menegang saat Jihan datang untuk menjemputnya pagi ini, tidak ini bukan untuk yang pertama kali tapi saat ini kedua orang tuanya berada dirumah. Naura hanya terdiam sembari menggigit bibir bawahnya, takut.. takut jika nanti sang Ayah akan memintanya memutuskan hubungannya dengan Jihan Dia takut bahkan sangat takut entah karena alasan apa.
“Loh Ra? Kok masih bengong ? udah di tungguin Jihan juga,”
“Eu..”
“Ayah percaya kalau Kamu sama Jihan dari pada sama berandalan itu Ra,” Naura tersenyum tipis, tanpa mengatakan apapun Naura beranjak untuk mengambil tasnya yang ada di kamar. Naura tersenyum manis ada rasa bahagia yang menjalar di dadanya, Dia merasa begitu hangat, Jihan yang melihatnya juga juga tersenyum manis kemudian bangkit dari duduknya.
“Udah?” Naura hanya mengangguk.
“Kalau gitu Kami pamit Om,” Jihan menyalami tangan Pak Setiawan, Ayah Naura.
“Aku pamit Yah,”
“Iya sayang... Jihan ! hati – hati,”
“Oke Om !” Jihan mengacungkan Ibu jarinya. Cahaya cinta itu benar – benar telah menyibakkan kegelapan.
            “Kok bisa sih?” tanya Naura di akhir perjalanan, Jihan tersenyum manis “Bisa dong,! Siapa dulu Jihannya Naura,” Naura terkekeh mendengar jawaban Jihan kemudian turun dari motor Jihan.
“Bisa aja Kamu tu,”
“Gak suka?”
“Gak kok, Aku suka Jihannya Naura,” Jihan terkekeh mengacak poni Naura.
“I love you,”
“Love you too,” Jihan kembali tersenyum manis kemudian mengamit jemari Naura, “Ayo Aku antar ke kelas,” Naura mengangguk tersenyum manis. Selama perjalanan Mereka hanya diam, hanya hati dan pikiran Mereka yang tengah berbincang, langkah Mereka terhenti di depan kelas berlabel XI IPA. Jihan tersenyum manis memandang Naura penuh sayang.
“Baik – baik sayang, belajar yang bener, kalau mau pulang telfon Aku,” Naura mengangguk tersenyum manis.
“Kamu juga,” Jihan menganggguk
“Aku ke kelas dulu,” Jihan mengacak poni Naura, dan itu membuat Naura tersipu. Kemudian Jihan berbalik menuju kelasnya X.A yang letaknya berlawanan dengan kelas Naura. Naura memandang punggung tegak Jihan yang semakin menjauh, tak terasa air matanya menetes, Naura membekap mulutnya sendiri agar isakannya tidak terdengar.
“Ra? Kamu baik? Gak ada masalah sama Jihan kan?” Naura menggeleng menatap Binta yang menatapnya heran.
“Aku bahagia, sangat bahagia,” jawaban Naura membuat Binta mengerenyit. Naura mengeluarkan ponselnya kemudian mengetikkan sesuatu.
Kepada : My Angel Jihan
Thx, ak bahagia sgt bahagia,, sayang km J
Naura masuk kelas kemudian menangis di tempat duduknya. Jihan yang baru saja meletakkan tasnya tersentum saat membaca pesan dari Naura, tak terasa air matanya menetes dengan cepat Jihan menyekanya, jujur Dirinya tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya hingga Dirinya dIbuat menangis dan mungkin Naura juga tengah menangis, entah kenapa Dirinya merasakannya dan entah kenapa Dia merasa seperti itu.

Kepada : My Angel Naura
Thx jg, ak jg sgt bhgia... jgn nangis

Dari : My Angel Naura
Ak mnngis bhagia, km jg jgn nngis

Kepada : My Angel Naura
Ak jg

Dari : My Angel Naura
Lk² nngis

Kepada : My Angel Naura
Biarin...
Naura terkekeh, begitupun dengan Jihan kebahagiaan itu telah membuat Mereka meneteskan air mata. Entah adakah halangan di kedepannya, semuanya hanya menjadi rahasia Tuhan.

To Be Continued
#Khichand_Lee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar