Senin, 30 Maret 2015

5 meter

~Kadang sesuatu yang telah hilang selalu dipertanyakan, lalu kemana saja saat sesuatu itu masih ada?, bukannya tak ada yang peduli?~ #someone

*
Aku berdiri ditengah lalu lalang menusia yang tengah berjalan di taman kota ini menatapnya yang duduk di bangku taman, Dia menunduk poninya yang tebal mencapai alis menutupi sebagian wajahnya. Kulihat matanya memerah hidung mancungnya juga nampak memerah pipinya nampak lembab. "Apakah Dia baru saja menangis?" batinku bertanya-tanya. Ingin sekali Aku duduk disampingnya menepuk pundaknya lalu menyibak poninya agar Aku bisa melihat wajah tampannya. Namun, Aku tak bisa, karna Aku disini lima meter jauhnya dari Dia.
Dia melirik tempat kosong disampingnya memainkan jari-jari lancipnya, sepatu adidasnya menapak rumput berwarna hijau segar di bawahnya, berbeda denganku. Balutan kemeja putih dan celana jeans hitam membuat Dia tampak seperti pangeran berkuda putih, sangat tampan.
Aku memejamkan mataku dan kini Aku disampingnya di hadapannya Dia menengadah mungkin Dia lelah karna terus-terusan menunduk, akh dapat Kulihat jelas mata merahnya. "Akh.... Dia terlihat begitu terpuruk" batinku melihat paras teduh yang kini terlihat sendu. Dia kembali melirik tempat kosong disampingnya. Aku tersenyum saat melihat parasnya yang begitu teduh namun sendu kini Aku disampingnya ditempat dimana Dia melirik dan terlihat bahwa Dia menatap dengan tatapan nanar dan rindu.

*
Aku menatap orang-orang yang masih berlalu lalang Aku dapat merasakan ada pergerakan kecil di bangku itu dan dapat Kulihat telah ada seseorang yang duduk disampingnya, seorang pria tampan dewasa yang sangat Kukenal dan Kutau sangat menyayangiku, pria itu kakakku.
"Sudahlah An, Dia sudah pergi"
"Aku menyesal,"
"Penyesalan adalah bentuk dosa dari kesalahan masa lalu saat Kau tidak tepat mengambil keputusan yang benar,"
Aku menunduk, takut saat Aku tak melihat telapak kakiku, membuatku mengingat sesuatu tentang pertemuanku denganya di musim gugur yang menampakkan kepedihan dan penyesalan. Dan Aku datang kepadanya membawakan setangkai bunga musim semi untuk menyibak daun trembesi yang gugur, seolah dituntun sang bayu agar tetap mengikuti arahnya, menepati takdir. Karna yang lahir akan mati, dan lawan kata mati adalah lahir. Karna yang Kutau kehidupan hanyalah kiasan dari skenario Tuhan.
"Sudah 40 hari An,"
"Iya, Aku tau itu.. dan itu berarti Dia tak lagi disini.. untuk membawakan setangkai bunga musim semi untukku," tubuhku semakin menghilang kakiku sudah tak terlihat bahkan sekarang hanya terlihat pinggulnya saja. "Aku takkan bisa merasakan kehadirannya lagi,," tuturnya lirih sangat lirih bahkan anginpun tidak mendengar mungkin.
"Dia tetap disini, dihatimu... Kau tau adikku sangat mencintaimu bahkan Dia rela melakukan apapun untukmu meskipun harus memetik setangkai bunga musim semi ditengah musim dingin,,"
"Ya, dan Aku baru menyadari ketulusannya saat Dia telah pergi dan Aku belum sempat melafalkannya, kata yang selalu dinantinya... Aku mencintainya." Bahagia,terharu,sedih saat akhirnya Aku mendengarnya, mendengar kata yang selalu ingin Kudengar darinya,, dan Dia melafalkannya dengan tulus.
"Sekali lagi,, Kumohon,,, Aku ingin mendengarnya kembali," pintaku lirih saat Aku menyadari Aku harus pergi "Aku mencintaimu,, merindukanmu yang memberiku bunga musim semi di musim gugur,, dan Aku akan menunggumu untuk kembali memberiku bunga musim semi,," Aku tersenyum, bahagia sudah Aku mendengarnya. "Aku juga sangat mencintaimu,, kan Kuberi bunga musim semi disetiap pagimu,, bunga musim semi yang hanya ada di syurga,,".
Dan dihari berikutnya setelah Aku pergi Aku tetap memberinya bunga musim semi hingga Dia tua dan Aku menunggunya di pintu syurga menuntunnya untuk melihat pohon yang hanya mengenal musim semi.



Limpung,31 Maret 2015

Jumat, 27 Maret 2015

Muhasabah

Cinta....
berbicara cinta tentu semua orang pernah merasakannya nukan apa-apa hanya saja Aku mulai menganal cinta..  bukan bukan,!! tapi Aku sudah mangenal cinta sedari dahulu,, bahkan sejak Aku belum dilahirkan ,, Aku mendapatkan Cinta dari banyak pihak,, yang Ku tahu Tuhan sangat mencintaiku,
bukan apa-apa tapi tuhan telah mengijinkanku untuk menikmati dunia ini,, indah, meski kadang melelahkan menjelajahi dunia ini tapi tak apa kalau saja Aku tidak ada di dunia ini Aku pasti tak akan merasakan anugrah ini,,
BERSYUKUR,, Tuhan memberiku nyawa, akal,hati, perasaan dan pikiran Tuhan juga memberiku nafsu meski kadang Aku mengabaikannya,,
Tuhan memberiku udara gratis, menikmati keindahan dunia
semua itu berasal dari hati,,
Cinta.. berbicara cinta,, Akulah pengagumnya
pengagum cinta meski Aku tak pernah mengerti apa artinya belaian seorang kekasih, apa arti deratan pesan dari seorang kekasih,,
kana Aku pengagumnya, bukan pemiliknya