Hujan
masih mengguyur bumi, membasahi setiap jengkal tanah yang terhampar luas,
membelai setiap dedaunan yang memenuhi rerumputan. Sedang Anggrek masih berdiri
termenung menatap hujan, pandangannya kosong, sesekali terpecah karena
terbatuk, di eratkan lagi pelukan tangannya sendiri kebadannya, mencoba
mengusir dingin. Namun sia – sia, karena dingin malah semakin menusuk, Anggrek
menghela nafas panjang tangannya beralih memegang dadanya, disana lebih dingin
dari udara luar, lebih dingin dari terpaan angin yang juga membawa butiran –
butiran kasap mata kesejukan. Anggrek merindukan seseorang, seseorang yang
sudah lama absen dari hidupnya, seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya tadi
pagi. Sekilas, tapi cukup mengena dan membuatnya menjadi tidak karuan. Karena
alasannya sepele, chemistry itu masih ada, berbekas dan Anggrek masih belum
tahu akan mengartikannya sebagai apa, getar – getar yang dulu tidak pernah
dirasakannya kini benar – benar mengganggunya.
***
“Kak.. Anggrek,” Anggrek
terbangun dari lamunannya, baru menyadari ada jaket yang tersampir di pundaknya
dan juga seseorang yang berdiri di dekatnya.“Sudah lama ya Kak..” Anggrek
menghela nafas panjang, menatap seseorang yang berdiri disampingnya, wajah
putih nan manis itu muram. “Lama banget...” Anggrek menunduk saat orang yang
berdiri disampinya menatapnya. Sedang orang itu menatap Anggrek penuh
penyesalan.“Maafin Aku Kak,, maafin Adek, yaa??” Anggrek hanya diam, membiarkan
orang disampingnya mendominasi percakapan kali ini.“Setelah semuanya, setelah berbulan
- bulan Kita bersikap seolah tidak saling mengenal, tentang Kita, maafin Aku,” Anggrek
menghela nafas panjang, memberanikan diri menatap mata orang yang berdiri
disampingnya.“Kalau saja Aku punya cukup waktu, untuk menyadari bahwa Aku
merindukanmu bahkan mungkin Kamu yang membuatku tiba – tiba menangis dan tak
bisa terlelap, Andre,” orang yang dipanggil Andre oleh Anggrek itu terdiam. Anggrek
menghela nafas panjang kembali menatap butiran – butiran air yang kian lebat
dan hebat menerjang bumi.
“Maaf, kalau aja Aku boleh jujur.. kalau
aja, Aku bisa jujur dari awal,” Anggrek mengalihkan pandangannya, menatap Andre
heran. “Kita emang beda Kak, beda banget.. Aku lebih muda dari kakak, tapi
bukan berarti Aku gak ngerti sama apa artinya cinta buat kehidupan Aku, dengan
apa artinya melepaskan untuk kebaikan orang yang dicintainya, dan tentang
alasan kenapa harus berpaling saat harus bertemu, sakit, kecewa, cemburu,, Aku
ngerti semuanya Kak, dan kakak gak pernah peka,” Anggrek semakin tidak
mengerti, selama ini Dia cukup peka dengan keadaan sekelilingnya, tapi kenapa Andre
berkata bahwa Dirinya tidak peka??.“Mungkin aneh, kakak nyangkal kalau kakak
gak peka, semua orang juga tahu kalau kakak itu peka, tapi yang Aku tahu kakak
gak pernah peka dengan perasaan cinta, perasaan cinta yang semua orang berikan
ke kakak, termasuk Aku,”
“Maksud Kamu??”
“Lihat, Kakak masih gak peka kan?? Aku
cinta sama kakak, sayang sama kakak, bukan rasa cinta dan sayang dari adek ke
kakaknya, tapi rasa sayang dan cinta seorang laki – laki kepada seorang
perempuan,”Anggrek menatap Andre dengan sorot mata tidak percaya, matanya
bulatnya menyiratkan banyak pertanyaan.“Dan seharusnya, Aku tahu apa arti jatuh
cinta lagi kak, tapi..” Andre menunduk, sedang Anggrek lebih memilih diam. “Aku
gak bisa, Aku malah semakin banyak menyakiti perasaan wanita, hal yang gak
kakak harapkan dari Aku, kakak kecewa sama Aku, tapi Aku lebih kecewa sama
kakak,” Anggrek kembali diam, membiarkan Andre kembali mendominasi pembicaraan.
“Angga, Hasbi, Ringgo, Bimo, Mereka semua mencari pelarian Kak, hanya untuk,
biar kakak bisa jadian sama orang yang kakak cinta dan juga cinta sama kakak,
sama Rendra,, tapi Rendra malah nyia – nyiain kesempatan itu,” Anggrek kembali
diam, begitupun Andre. “Rendra beranggapan bahwa kakak itu bunga langka yang
diinginkan banyak orang, dan hanya orang yang benar – benar pantaslah yang bisa
milikin kakak, hanya orang yang benar – benar peduli dan sayang sama kakaklah
yang bisa milikin kakak sepenuhnya, dan Rendra merasa bahwa Rendragak pantas
buat kakak, padahal kalian hanya tinggal memperjelas hubungan kalian,”Anggrek
menghela nafas panjang.“Dan akhirnya banyak pihak yang tersakiti, kakak, Rendra,
mantan – mantan Kami, bahkan sampai saat ini rasa itu belum hilang, kak.."
***
Anggrek menunduk
perlahan air matanya menetes. Dan suara petir yang menyambar membuat tangis Anggrek
semakin terdengar, di rabanya bagian bahunya tidak ada jaket yang tersampir
disana dan juga tidak ada Andre di dekatnya. Itu hanya potongan kisah masa lalu
bersama Andre, beberapa tahun yang lalu, masih di tempat yang sama dengan
suasana yang sama, hanya saja sekarang sudah tidak lagi sama.Anggrek membekap
mulutnya, rasanya terlalu sakit saat mengingat kejadian tadi pagi, saat Andre
menyadari kehadirannya dan malah memalingkan wajahnya. Masih teringat jelas di
ingatannya saat Andre menggumamkan namanya kemudian memalingkan wajahnya. Dan
masih teringat jelas juga saat Andre beberapa tahun yang lalu dalam pertemuan
yang sama, mengatakan sesuatu yang menghancurkan hatinya.
“Kak.. Kami semua pengen lupain kakak,
dengan cara jauhin kakak, karena kakak terlalu jauh dan sulit untuk diraih,
maka Kami nyerah.. dan Aku harap Kami tidak akan pernah bertemu kembali,
sebelum rasa ini benar – benar hilang,” dan Andre meninggalkannya saat itu
juga, mengambil jaket yang disampirkan di pundaknya kemudian berlari menerobos
hujan. Air mata Anggrek semakin menetes, di tatapnya lagi bulir – bulir air
suci itu, dengan ragu menengadahkan tangannya di bawah hujan, mencoba merasakan
kesejukan di setiap partikel – partikel air yang menelusuri setiap sidik
jarinya, kemudian perlahan melangkah menuju hujan, dan tubuhnya langsung basah
saat hujan menerpa tubuhnya.
***
Anggrek
menengadah, air matanya semakin deras menetes, bercampur baur bersama hujan,
menetes bersama dinginnya hujan.“Seharusnya Aku yang berkata seperti itu, Andre
!! seharusnya Aku yang berkata bahwa Aku ingin melupakanmu dan tidak pernah
ingin menemuimu, !! seharusnya Aku yang mengatakan itu Andre !” Anggrek
meraung, mencoba menyatukan kepedihannya dengan hujan, mencoba mengadu tentang
apa yang dirasakannya. “Aku tahu ini salah, dan mungkin terlambat untuk
mengatakan ini, tapi..” Anggrek menjeda ucapannya, kembali terisak.“Kamu juga
gak peka Andre !! kalau Aku juga mencintaimu !! melebihi cintaku kepada Rendra,
dan Aku.. hiks” Anggrek berjongkok, tubuhnya terasa lemas, kembali menangis
terisak, tidak peduli jika hujan mengejeknya. “Dan Aku juga baru sadar bahwa
Chemistry itu mempunyai arti yang dalam Andre, dan sekarang.. arghhh!!!” Anggrek
memegang kepalanya erat saat sakit yang tiba – tiba menusuk seakan menembus
tengkoraknya. Ini alasannya, kenapa Anggrek tidak bisa mengatakan hal yang
sejujurnya bahwa sesungguhnya Dia sangat tahu bahwa semua nama yang disebutkan Andre
mencintainya, Anggrek tidak sebodoh itu tapi Andre yang bodoh, Andre yang tidak
peka bahwa selama ini Anggrek menderita dengan setumpuk kerinduan yang
dipendamnya, dengan berjuta – juta gulungan sakit dan kecewa yang membayangi
setiap langkahnya. Andre tidak pernah tahu kalau selama ini Anggrek menderita
dengan bayang – bayang masa lalunya, Andre tidak tahu bahwa Anggrek selalu
berharap semuanya kembali seperti dulu.
“Kakak !!!” entah dari mana datangnya Andre
tiba – tiba merengkuh tubuh Anggrek yang mendadak limbun. “Kak..” panggil Andre
pelan, wajahnya penuh sirat kekhawatiran, sejak tadi pagi setelah tidak sengaja
berpapasan bayangan Anggrek tidak mau dilepas dari pikirannya, dan mungkin ini
jawabannya.“Kak..” panggil Andre sekali lagi, dapat dilihatnya mata Anggrek
perlahan terbuka, menatapnya kemudian tersenyum. “Aku merindukanmu, Andre..”
setelah itu mata Anggrek tertutup, meski bibirnya terlihat bergerak – gerak
pelan, menggumamkan sebuah kata yang menurut Andre adalah kata yang paling
indah.“Aku merindukanmu, karena Aku mencintaimu,, Andre,
selamat tinggal,” hening, Andre semakin mengeratkan pelukannya, menangis
tertahan, ini terlalu menyakitkan untuknya.
“Kak !!! bangun kak !! Aku juga masih
mencintai Kakak, hidup Aku kosong tanpa Kakak, Aku mohon bangun kak, kembali,
tolong.. Ku mohon,” Andre masih mengguncang – guncangkan tubuh Anggrek yang
tidak lagi bergerak, dan tangisan Andre tidak lagi terdengar saat hujan sudah
berhenti. Andre masih tidak bisa mengerti , bagaimana sebuah kerinduan
merenggut cintanya, cinta yang berbeda dan Andre juga tidak pernah mengerti
kenapa kerinduan bisa mengantarkannya kepada kehilangan. ***
#Khichand_Lee