Sekarang, Antara Kamu dan Aku
Sampai
saat ini Aku belum mengerti, sungguh. Mengapa Dua orang yang dulu begitu dekat
dan akrab, tak canggung bercengkrama, tak ragu untuk menepis jarak, saat telah
sama – sama pergi, sama – sama berlari sendiri – sendiri, menjadi seperti orang
asing. Itu yang terjadi antara Kamu dan Aku. Sekarang, Kita seperti orang asing
saat bertemu. Seperti kemarin saat jalan sehat HAB KEMENAG KE – 70, Kamu yang
masih duduk di kelas Tiga Madrasah Tsanawiyah dan Aku yang sudah duduk di kelas
Dua Madrasah Aliyah, berada di tempat yang sama, dalam suasana yang sama dan
dalam acara yang sama, tapi sekali lagi Kita seperti orang asing yang tidak
saling menghampiri, dan Aku masih tidak tahu kenapa. Yang bisa Aku lakukan
hanyalah memandangmu dari kejauhan, berdiri tegak lurus memandangmu yang juga
memandangku, bergetar hati ini, gemetar tubuh ini rasanya. Kalau saja hanya ada
Kita berdua di tempat itu maka Aku akan menangis, menatapmu, meminta penjelasan
tentang semuanya, tentang semua yang Kita lalui dulu dan semua yang Kita lalui
sekarang. Sangat berbeda, jauh.. sangat berbeda, jauh.. sangat jauh.
Awalnya
saat pertama kali Aku melihatmu, saat Kamu menjadi anak didikku, dan Aku menjadi
mentormu, Ada rasa yang entah dari mana datangnya yang membuatku ingin
mengenalmu lebih jauh dan hari itu di hari dimana Aku dengan liarnya memaksamu
memberikan nomor telfonmu. Kamu tahu?? Rasanya Aku ingin menertawakan diriku
sendiri saat mengingat itu. Sejak itu Kita jadi dekat, Kita sering bercanda
bersama, bercengkrama, dan saling memberikan perhatian, Kamu memanggilku Kakak,
dan Aku memanggilmu Adek. Impas, sama. Dan yang harus Kamu tahu, Aku merasa
sangat bahagia, mengenalmu dan menjadi bagian dari hidupmu. Sekali lagi, itu
dulu. Dimana saat bertemu saling melemparkan senyum, dimana saat bertemu saling
melemparkan canda, memanggil nama dan Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan
pasti, yang jelas semuanya begitu indah.
Aku
masih ingat, saat Kamu berterima kasih kepadaku karena Aku menjadi orang
pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu, saat Kamu menceritakan
tentang Ayah Ibumu, tentang Kamu yang selalu merasa kesepian. Kamu tahu, rasanya
Aku ingin sekali menangis, memelukmu, namun sayang Aku tidak bisa melakukannya,
Aku hanya menghiburmu, Aku hanya bisa mengucapkan dan mengungkapkan
kepedulianku lewat pesan singkat, pesan yang mungkin tidak ada artinya untukmu.
Aku tidak tahu, dan Aku tidak pernah tahu bahwa semua itu akan berakhir.
Aku
ingat, saat Kamu dengan manjanya merajuk lewat sebuah pesan singkat, saat Kamu dengan
khawatir bertanya kepadaku apakah Aku marah padamu, karena Aku dengan isengnya
mengirim sebuah pesan berisi konsep, Aku jahil kan??. Aku ingat suatu malam
saat Aku iseng mengiming – imingimu es kelapa muda yang baru saja dibelikan
Adikku. Ku pikir Kamu akan tergiur, merajuk meminta seperti pada umumnya. Tapi,
Kamu malah memarahiku, Kamu bilang kalau Aku jahat, karena membuatmu bersedih. Saat
Aku bertanya kenapa. Kamu menjawab, jangan makan es malam – malam, nanti sakit,
kalau Kakak sakit Adek jadi sedih. Saat itu Aku menganggap itu sebagai sebuah
intermezoo, iklan, tidak berarti meskipun cukup mengena dihatiku, Kamu peduli
denganku.
Aku
ingat betapa frustasinya Kamu saat Kamu diputusin pacar dan pacar Kamu pacaran
dengan teman sebangkumu, tragis. Kamu mencaci teman sebangkumu, marah dan
emosi, akh Kamu memang tidak pernah bisa mengendalikan emosimu. Aku ingat saat
lebaran Qurban, Kamu dengan kesal mengatakan bahwa Kamu akan menyembelih teman
sebangkumu, dan Aku tertawa, menertawakanmu yang begitu lucu, meskipun hanya
sebuah pesan singkat, tapi sangat menarik bagiku.
Kamu
masih ingat?? Saat Aku lewat di depan kelasmu dan temanmu menggangguku yang mau
lewat, dan Kamu membelaku, Kamu bilang, Kamu akan selalu melindungiku dari
teman – teman jailmu. Manis, itu manis Adekku Sayang. Saat Kamu pada suatu hari
mengirimkan kata – kata manis untukku, saat Kamu berkata bahwa Aku adalah Kakak
terbaik untukmu saat itu, kalau sekarang Aku bahkan bukan siapa – siapamu.
Rasanya
sudah lama sekali, kan?? Kalau mau hitung maka kira – kira Dua tahun lamanya Kita
tidak berjumpa selalu, setelah perpisahan itu, bukan lebih tepatnya setelah
kecelakaan itu, dan setelah kehadirannya diantara Kita.
Masih
ingat dengannya?? Cintamu?? Cinta yang Kamu akui sebuah cinta yang tulus, Dia,
temanku, teman sekelasku. Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara Kalian, yang
Aku tahu Kalian tidak sengaja berhubungan lewat pesan singkat kemudian Kamu memintanya
untuk menjadi kekasihmu, dan Dia menerimamu. Aku turut bahagia, sungguh. Aku mewanti
– wanti kepadanya untuk menjagamu, untuk tidak menyakitimu, untuk tidak
membuatmu bersedih, karena jika Dia berbuat seperti itu padamu, Aku akan sangat
marah padanya. Tapi, satu hal yang tidak Kamu tahu, Dek. Sahabatku, bercerita
bahwa kekasihmu tidak suka padaku, Dia bilang bahwa Aku bukan siapa – siapa Kamu,
bahwa Aku terlalu mengaturnya tentang Kamu, nitiplah, jagainlah, bahkan kata
sahabatku, Dia bilang Aku punya hak apa berkata seperti itu, dan Dia dengan
sombongnya berkata bahwa Aku tidak mengenalmu sedalam Dia mengenalmu. Sakit Dek,
sakit sekali, sakit yang tidak pernah Kamu tahu, sakit yang tidak pernah Aku bagi
padamu. Hingga pada suatu hari Aku mendengar Kalian putus, Kamu selingkuh
dengan banyak perempuan, dan jujur Aku kecewa padamu. Dia marah padaku, Dia marah
padaku karena menghilangnya dirimu dari harinya, menghilangnya Kamu dari
sekolah. Sungguh Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya, Dia meminta putus
kepadamu, dan yang Aku bingungkan adalah saat Kamu malah bersyukur karena Dia
memutuskanmu. Aku pernah mendengar ceritanya bahwa Kamu pernah marah – marah sama
Dia, Aku tidak tahu harus percaya atau tidak, karena yang Aku tahu jika Kamu memang
benar – benar melakukan itu pasti ada alasan kenapa Kamu melakukannya. Dia
marah padaku, Dia membenciku. Aku bahkan tidak tahu apa – apa tentang Kalian,
Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara Kalian, kenapa Dia harus marah
padaku?? Kenapa Dia harus marah padaku dan mengacaukan pentas seni kelas?? Kenapa??.
Aku tidak tahu, dan karena ketidak tahuanku itulah Aku meminta maaf padanya,
maaf yang sebenarnya Aku tidak tahu meminta maaf karena apa.
Adekku
Sayang, Aku ingin berkata kepadamu, Aku ingin mengatakan ini kepadamu, bahwa
Aku sangat menyayangimu, sangat – sangat menyayangimu. Aku tidak tahu sungguh,
saat kehadirannya membuatku menjadi jauh darimu, membentang jarak diantara
Kita, dan yang harus Kamu tahu adalah, karena Aku tidak mau di benci tanpa
alasan. Kamu bersedih, maka Aku lebih sedih, Kamu kecewa maka Aku lebih kecewa,
Kamu sakit maka Aku lebih sakit, Kamu rindu maka Aku lebih rindu. Aku yang
mengakhirinya, Aku yang membentangkan jarak itu, dan Aku juga yang menyesal.
Ingatkah
Kamu dengan seseorang selain Dia yang mengisi harimu, seseorang yang dengan
iseng mengerjaimu, seseorang yang sebetulnya sangat Kamu kenal, karena Dia
temanku. Dia yang mengenalkanmu pada seseorang yang semu, Dia yang Kamu minta
untuk menjadi kekasihmu, bukan dengan nama aslinya tapi dengan nama samaran. Dan
Aku masih tidak tahu, sandiwara apa yang sedang dilakukannya, Aku tidak
sepintar yang Kamu kira. Kamu menembaknya, Kamu memanggilnya dengan panggilan
sayang, dan Kamu tahu Dia dengan khawatir menceritakannya padaku. Kalau boleh
jujur Aku kecewa, dasar... Adekku sekarang seudah menjadi playboy. Bukankah saat
itu Kamu sudah mempunyai kekasih?? Bukankah pada saat itu Kamu sudah mempunyai
kekasih dimana – dimana?? Kenapa Kamu masih mengharapkan orang lain?? Aku
sungguh tidak tahu, sungguh. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, Kamu menjadi
tidak terarah lagi, dan Aku menyesalkan itu.
Kamu
ingat ? saat Kamu merajuk kepadaku, saat Kamu tidak mau membalas pesanku,
karena Kamu sedang marah padaku. Dan Kamu membuatku tertawa dengan alasanmu,
karena Kamu ingin dimanja lagi olehku, karena Kamu merindukanku, karena Kamu mau
Aku kembali seperti dulu, karena Kamu mau Aku memanjakanmu seperti dulu. Aku
tersenyum, tidak tahu kenapa, yang jelas Aku tersanjung Adekku sayang. Aku
tidak tahu harus berbuat apa, disisi lain Aku juga mempunyai masalah dengan
percintaan, masih ingatkah Kamu dengan Farid?? Seharusnya Iya. Aku jadi curiga
saat Kamu dan Farid mendadak akrab, mendadak saling berbagi, mendadak Kamu menjadi
lebih sering menggodaku, dan meledekku. Pasti ada sesuatu yang Kalian
sembunyikan, kalau Kamu membaca ini, Aku ingin mendapat jawaban itu. Jawaban pertanyaan
– pertanyaanku di atas. Jawaban tentang kenapa Kamu bersikap seolah Kamu tidak
mengenalku, jawaban tentang Kamu yang menjadi temperamen kepadanya, jawaban
tentang ucapan syukurmu karena di putuskan olehnya, jawaban tentang Kamu yang
menjadi playboy. Semuanya.
Kamu
pasti ingat, atau bisa jadi masih melupakan ini, tepat hari Minggu, 26 Januari
2014, saat Aku baru saja selesai belajar kelompok, saat Aku masih sibuk –
sibuknya dengan ujian, saat Aku masih ingin fokus menatap masa depan. Dan juga
saat Kamu ingin menjenguk temanmu yang sakit, Kita sempat berpapasan bukan?? Dan
Kamu masih mengenalku tentunya. Sebentar, tidak ada Satu menit, Kita
berbincang. Kemudian berpisah. Dan yang harus Kamu tahu beberapa menit
kemudian, atau bisa dikatakan Setengah jam kemudian Aku mendapat sebuah pesan
singkat, pesan yang mengatakan bahwa Kamu kecelakaan. Bergetar, takut,
khawatir, sakit saat Aku mencari tahu kebenarannya dan saat kebenaran itu
memang benar – benar ada. Lemas tubuhku, tak sanggup lagi Aku menopang kakiku,
berdebar hatiku saat orang menceritakan kondisimu, saat orang bercerita
kepadaku bahwa musibah yang menimpamu terjadi tidak jauh dari tempatku berdiri
ingin menyebrang jalan, di gang lain. Awalnya Aku ingin lewat gang yang tidak
jauh dari tempat kecelakaanmu, tapi langkah kakiku berkata lain, takdir tidak
ingin Aku melihat tragedi itu.
Berhari
– hari Aku merasakan kekosongan, berhari – hari Aku merasakan kehampaan, yaa
berhari – hari, dengan sekelumit masalah yang Kamu bawa dan tinggalkan. Dan yang
Kamu tidak tahu, Dek. Bahwa meskipun pada kenyataannya ragamu masih terbaring
di rumah sakit, Aku masih merasakan kehadiranmu di lingkungan sekolah, Aku
masih bisa merasakan bahwa Kamu selalu mengikutiku, bayanganmu. Aku masih
merasa bahwa semuanya tidak pernah terjadi, semuanya baik – baik saja. Aku
tidak tahu, kenapa bisa seperti itu. Kalau Kamu membaca ini dan tahu
jawabannya, maka Aku ingin Kamu memberitahuku jawabannya. Aku memang sudah
menanyakannya pada seseorang, dan Dia menjawab bahwa di alam bawah sadarmu,
Kamu mengingatku, dan Aku tidak pernah tahu apakah itu nyata atau tidak. Karena
yang Aku tahu, normalnya Kamu akan mengingat kekasihmu, bukan siapapun.
Ada
satu hal lagi yang tidak Kamu tahu tentangku, saat Kamu divonis amnesia,
amnesia??? Am – ne – si – a??? Bagaimana mungkin !!!. cerita itu hanya ada di
film, hanya ada di sinetron, hanya ada di novel, bukan di dunia nyata. Namun meskipun
Aku berkali – kali mengelak, kenyataan itu tidak bisa di tolak. Kalau Kamu amnesia,
maka Kamu tidak akan mengingatku, mengingat semua yang sudah Kita lalui,
mengingat kegalauanmu karena Aku menjauh darimu. Saat Kamu kembali, Kita hanya
bisa saling memandang, Kamu memandang penuh tanya dan Aku memandang penuh
kerinduan. Aku menyesal.
Kalau
sekarang Kamu sudah ingat, Aku bersyukur tentang itu, Aku ikut bahagia. Karena faktanya
Kamu sudah mulai sembuh dari amnesiamu, dari kelainan khayalan yang ternyata
sebuah fakta. Kamu mulai mengingatku, bahkan Kamu pernah menuliskan sesuatu di
kronologi Facebookku, Kamu ingin kembali seperti dulu, Kamu ingin barcanda lagi
seperti dulu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, Kamu mengatakan bahwa Kamu merindukanku,
Kamu berkata bahwa Kamu ingin semuanya kembali seperti dulu, namun sayangnya
semua yang berakhir akan sulit untuk dimulai. Kalau Kamu bisa menjawab dan tahu
jawabannya, tolong, Ku mohon jawablah pertanyaanku. Apakah Kamu masih menyayangiku??
Apakah Kamu masih mengingatku?? Apakah Kamu masih tahu, rasa apa yang
sebenarnya Kamu curahkan kepadaku, apa yang Kamu rasakan terhadapku??.
Sekarang,
Kita bertemupun jarang, komunikasi sulit, Aku tidak tahu lagi harus apa,
sekarang Aku masih fokus dengan masa depanku, meskipun terkadang di keheningan
malam Aku masih sempat mengingatmu. Dan yang tidak Kamu tahu, saat Aku
melihatmu dan merasakan kehadiranmu, hatiku bergetar, tubuhku gemetar, dan air
mata ingin menetes. Aku merindukanmu sungguh. Adekku sayang, Jika Kamu membaca
ini, tolong jawablah pertanyaanku.
Limpung, 10 Januari 2016
#Adekku Sayang, Mifta.
#Khichand_Lee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar