Senin, 18 Januari 2016

Merindukanmu

***
            Hujan masih mengguyur bumi, membasahi setiap jengkal tanah yang terhampar luas, membelai setiap dedaunan yang memenuhi rerumputan. Sedang Anggrek masih berdiri termenung menatap hujan, pandangannya kosong, sesekali terpecah karena terbatuk, di eratkan lagi pelukan tangannya sendiri kebadannya, mencoba mengusir dingin. Namun sia – sia, karena dingin malah semakin menusuk, Anggrek menghela nafas panjang tangannya beralih memegang dadanya, disana lebih dingin dari udara luar, lebih dingin dari terpaan angin yang juga membawa butiran – butiran kasap mata kesejukan. Anggrek merindukan seseorang, seseorang yang sudah lama absen dari hidupnya, seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya tadi pagi. Sekilas, tapi cukup mengena dan membuatnya menjadi tidak karuan. Karena alasannya sepele, chemistry itu masih ada, berbekas dan Anggrek masih belum tahu akan mengartikannya sebagai apa, getar – getar yang dulu tidak pernah dirasakannya kini benar – benar mengganggunya.

***
“Kak.. Anggrek,” Anggrek terbangun dari lamunannya, baru menyadari ada jaket yang tersampir di pundaknya dan juga seseorang yang berdiri di dekatnya.“Sudah lama ya Kak..” Anggrek menghela nafas panjang, menatap seseorang yang berdiri disampingnya, wajah putih nan manis itu muram. “Lama banget...” Anggrek menunduk saat orang yang berdiri disampinya menatapnya. Sedang orang itu menatap Anggrek penuh penyesalan.“Maafin Aku Kak,, maafin Adek, yaa??” Anggrek hanya diam, membiarkan orang disampingnya mendominasi percakapan kali ini.“Setelah semuanya, setelah berbulan - bulan Kita bersikap seolah tidak saling mengenal, tentang Kita, maafin Aku,” Anggrek menghela nafas panjang, memberanikan diri menatap mata orang yang berdiri disampingnya.“Kalau saja Aku punya cukup waktu, untuk menyadari bahwa Aku merindukanmu bahkan mungkin Kamu yang membuatku tiba – tiba menangis dan tak bisa terlelap, Andre,” orang yang dipanggil Andre oleh Anggrek itu terdiam. Anggrek menghela nafas panjang kembali menatap butiran – butiran air yang kian lebat dan hebat menerjang bumi.
“Maaf, kalau aja Aku boleh jujur.. kalau aja, Aku bisa jujur dari awal,” Anggrek mengalihkan pandangannya, menatap Andre heran. “Kita emang beda Kak, beda banget.. Aku lebih muda dari kakak, tapi bukan berarti Aku gak ngerti sama apa artinya cinta buat kehidupan Aku, dengan apa artinya melepaskan untuk kebaikan orang yang dicintainya, dan tentang alasan kenapa harus berpaling saat harus bertemu, sakit, kecewa, cemburu,, Aku ngerti semuanya Kak, dan kakak gak pernah peka,” Anggrek semakin tidak mengerti, selama ini Dia cukup peka dengan keadaan sekelilingnya, tapi kenapa Andre berkata bahwa Dirinya tidak peka??.“Mungkin aneh, kakak nyangkal kalau kakak gak peka, semua orang juga tahu kalau kakak itu peka, tapi yang Aku tahu kakak gak pernah peka dengan perasaan cinta, perasaan cinta yang semua orang berikan ke kakak, termasuk Aku,”
“Maksud Kamu??”
“Lihat, Kakak masih gak peka kan?? Aku cinta sama kakak, sayang sama kakak, bukan rasa cinta dan sayang dari adek ke kakaknya, tapi rasa sayang dan cinta seorang laki – laki kepada seorang perempuan,”Anggrek menatap Andre dengan sorot mata tidak percaya, matanya bulatnya menyiratkan banyak pertanyaan.“Dan seharusnya, Aku tahu apa arti jatuh cinta lagi kak, tapi..” Andre menunduk, sedang Anggrek lebih memilih diam. “Aku gak bisa, Aku malah semakin banyak menyakiti perasaan wanita, hal yang gak kakak harapkan dari Aku, kakak kecewa sama Aku, tapi Aku lebih kecewa sama kakak,” Anggrek kembali diam, membiarkan Andre kembali mendominasi pembicaraan. “Angga, Hasbi, Ringgo, Bimo, Mereka semua mencari pelarian Kak, hanya untuk, biar kakak bisa jadian sama orang yang kakak cinta dan juga cinta sama kakak, sama Rendra,, tapi Rendra malah nyia – nyiain kesempatan itu,” Anggrek kembali diam, begitupun Andre. “Rendra beranggapan bahwa kakak itu bunga langka yang diinginkan banyak orang, dan hanya orang yang benar – benar pantaslah yang bisa milikin kakak, hanya orang yang benar – benar peduli dan sayang sama kakaklah yang bisa milikin kakak sepenuhnya, dan Rendra merasa bahwa Rendragak pantas buat kakak, padahal kalian hanya tinggal memperjelas hubungan kalian,”Anggrek menghela nafas panjang.“Dan akhirnya banyak pihak yang tersakiti, kakak, Rendra, mantan – mantan Kami, bahkan sampai saat ini rasa itu belum hilang, kak.." 
***
 Anggrek menunduk perlahan air matanya menetes. Dan suara petir yang menyambar membuat tangis Anggrek semakin terdengar, di rabanya bagian bahunya tidak ada jaket yang tersampir disana dan juga tidak ada Andre di dekatnya. Itu hanya potongan kisah masa lalu bersama Andre, beberapa tahun yang lalu, masih di tempat yang sama dengan suasana yang sama, hanya saja sekarang sudah tidak lagi sama.Anggrek membekap mulutnya, rasanya terlalu sakit saat mengingat kejadian tadi pagi, saat Andre menyadari kehadirannya dan malah memalingkan wajahnya. Masih teringat jelas di ingatannya saat Andre menggumamkan namanya kemudian memalingkan wajahnya. Dan masih teringat jelas juga saat Andre beberapa tahun yang lalu dalam pertemuan yang sama, mengatakan sesuatu yang menghancurkan hatinya.
“Kak.. Kami semua pengen lupain kakak, dengan cara jauhin kakak, karena kakak terlalu jauh dan sulit untuk diraih, maka Kami nyerah.. dan Aku harap Kami tidak akan pernah bertemu kembali, sebelum rasa ini benar – benar hilang,” dan Andre meninggalkannya saat itu juga, mengambil jaket yang disampirkan di pundaknya kemudian berlari menerobos hujan. Air mata Anggrek semakin menetes, di tatapnya lagi bulir – bulir air suci itu, dengan ragu menengadahkan tangannya di bawah hujan, mencoba merasakan kesejukan di setiap partikel – partikel air yang menelusuri setiap sidik jarinya, kemudian perlahan melangkah menuju hujan, dan tubuhnya langsung basah saat hujan menerpa tubuhnya.

***
            Anggrek menengadah, air matanya semakin deras menetes, bercampur baur bersama hujan, menetes bersama dinginnya hujan.“Seharusnya Aku yang berkata seperti itu, Andre !! seharusnya Aku yang berkata bahwa Aku ingin melupakanmu dan tidak pernah ingin menemuimu, !! seharusnya Aku yang mengatakan itu Andre !” Anggrek meraung, mencoba menyatukan kepedihannya dengan hujan, mencoba mengadu tentang apa yang dirasakannya. “Aku tahu ini salah, dan mungkin terlambat untuk mengatakan ini, tapi..” Anggrek menjeda ucapannya, kembali terisak.“Kamu juga gak peka Andre !! kalau Aku juga mencintaimu !! melebihi cintaku kepada Rendra, dan Aku.. hiks” Anggrek berjongkok, tubuhnya terasa lemas, kembali menangis terisak, tidak peduli jika hujan mengejeknya. “Dan Aku juga baru sadar bahwa Chemistry itu mempunyai arti yang dalam Andre, dan sekarang.. arghhh!!!” Anggrek memegang kepalanya erat saat sakit yang tiba – tiba menusuk seakan menembus tengkoraknya. Ini alasannya, kenapa Anggrek tidak bisa mengatakan hal yang sejujurnya bahwa sesungguhnya Dia sangat tahu bahwa semua nama yang disebutkan Andre mencintainya, Anggrek tidak sebodoh itu tapi Andre yang bodoh, Andre yang tidak peka bahwa selama ini Anggrek menderita dengan setumpuk kerinduan yang dipendamnya, dengan berjuta – juta gulungan sakit dan kecewa yang membayangi setiap langkahnya. Andre tidak pernah tahu kalau selama ini Anggrek menderita dengan bayang – bayang masa lalunya, Andre tidak tahu bahwa Anggrek selalu berharap semuanya kembali seperti dulu.
“Kakak !!!” entah dari mana datangnya Andre tiba – tiba merengkuh tubuh Anggrek yang mendadak limbun. “Kak..” panggil Andre pelan, wajahnya penuh sirat kekhawatiran, sejak tadi pagi setelah tidak sengaja berpapasan bayangan Anggrek tidak mau dilepas dari pikirannya, dan mungkin ini jawabannya.“Kak..” panggil Andre sekali lagi, dapat dilihatnya mata Anggrek perlahan terbuka, menatapnya kemudian tersenyum. “Aku merindukanmu, Andre..” setelah itu mata Anggrek tertutup, meski bibirnya terlihat bergerak – gerak pelan, menggumamkan sebuah kata yang menurut Andre adalah kata yang paling indah.“Aku merindukanmu, karena Aku mencintaimu,, Andre, selamat tinggal,” hening, Andre semakin mengeratkan pelukannya, menangis tertahan, ini terlalu menyakitkan untuknya.
“Kak !!! bangun kak !! Aku juga masih mencintai Kakak, hidup Aku kosong tanpa Kakak, Aku mohon bangun kak, kembali, tolong.. Ku mohon,” Andre masih mengguncang – guncangkan tubuh Anggrek yang tidak lagi bergerak, dan tangisan Andre tidak lagi terdengar saat hujan sudah berhenti. Andre masih tidak bisa mengerti , bagaimana sebuah kerinduan merenggut cintanya, cinta yang berbeda dan Andre juga tidak pernah mengerti kenapa kerinduan bisa mengantarkannya kepada kehilangan. ***

#Khichand_Lee

1 komentar:

  1. Kurang mengena certanya.... Belum berasa kayak di dunia nyata...... Masih sangat jelas. Itu hanya fiktif belaka

    BalasHapus